Rabu, 05 Oktober 2011

Risalah Aktivis Dakwah


_ HAKIKAT DAKWAH

Dakwah Menurut Bahasa:
            Kata dakwah merupakan pecahan dari kata da'a - yad'u yang mempunyai arti:
1. An Nida' (memanggil)
2. Ad-Dua Ila Syain (mengajak kepada sesuatu)
3. Ad Da'wah Ila Qhadhiyah (menegaskan dan membela
)
4. Suatu usaha berupa perkataan atau perbuatan untuk menarik manusia kesuatu aliran
atau agama tertentu.
5. Memohon dan meminta.
 
Dakwah Menurut Istilah
            Menurut Syaikh Islam Ibnu Taimiyah t, dakwah adalah "Mengajak seseorang agar beriman kepada Allah ldan kepada apa yang dibawa oleh para rasulNya dengan cara membenarkan apa yang mereka beritakan dan mengikuti apa yang mereka perintahkan".
Dr. Muhammad Al Wakil Mendefinisikan, "Dakwah adalah mengumpulkan
manusia dalam kebaikan dan menunjukkan mereka jalan yang benar dengan cara amar
ma'ruf nahi munkar.
Kata dakwah juga bisa diartikan mengajak kepada petunjuk juga kesesatan, sebagaimana sabda Rasulullah n, :
"Barangsiapa mengajak pada petunjuk, ia berhak mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, ia berhak mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orangorang yang mengikutinya, tanpa mengurasngi dosa mereka sedikit pun.[1]
Dai Ilallah adalah, orang yang berusaha untuk mengajak manusia dengan perkataan dan perbuatanya kepada islam, menerapkan manhajnya, memeluk aqidahnya, dan melaksanakan syariatnya.

Tashawur (gambaran) pemahaman dakwah ilallah:

Pertama: Ajaran islam mengatur kehidupan umat manusia didunia dan diakhirat. Islam adalah aqidah dan ibadah, tanah air, kebangsaan, agama dan negara, ruhani dan amal, mushaf dan pedang. Allah l berfirman dalam Qs Al Qashas: 77.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Kedua: Agama islam bersumber pada al kitab dan sunnah rasulNya sesuai dengan pemahaman salafus shalih. Ali Bin Abi Thalib a berkata, "Jikalau sekiranya semua
agama dengan pemikiran maka bagian bawah khuf (sepatu panjang) lebih utama untuk diusap ketimbang atasnya.” [2].  Firman Allah ldalam Qs An Nisa': 65.
فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”

Ketiga: Islam agama universal. Semua agama dipenjuru dunia ini berhak untuk mendapatkan dakwah islamiyah, tidaklah boleh negara atau bangsa manapun yang melarang seorang warganya untuk memeluk islam juga menjalankan syariatnya.. Firman Allah dalam Qs Al Anbiya': 107.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

_ HUKUM DAKWAH ILALLAH

Dalam hal ini Allah Y berfirman :

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”( Qs An Nahl: 125)
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”( Ali Imran: 104.)
Selain dari ayat-ayat diatas, Ada beberapa ayat tentang dakwah yang bersifat berita. Salah satunya adalah surat As Shaaf : 10-12 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar.”

Namun yang perlu kita perhatikan adalah bahwa didalam ayat tersebut terkandung arti "perintah"(untuk berdakwah). Hal  ini sesuai dengan kaidah fikih yang berbunyi :
"Setiap perbuatan yang dipuji oleh syariat, diagungkan nilainya, atau karena perbuatan tadi sang pelaku mendapat pujian dan kegembiraan atau syara' menyenagi perbuatan itu sekaligus pelakunya, maka perbuatan itu diperintahkan".
Kaidah ushul fikih juga mengatakan :
"Sesuatu yang tidak sempurna sebuah kewajiban kecuali dengan adanya sesuatu itu, maka sesuatu itupun wajib hukumnya.”
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka hukum dakwah meliputi:
1. Fardhu kifayah dalam keadaan tempat-tempat yang disana para dai telah menegakkannya, sehingga menjadi sunnah muakkad (sunnah yang dianjurkan dan dikuatkan) bagi yang lain.
2. Fardhu 'Ain, dalam kondisi pada tempat-tempat yang belim ditegakkan dakwah ilallah.


_ DAKWAH KEBUTUHAN SOSIAL YANG MENDESAK
Dakwah merupakan kebutuhan manusia, mengapa ? :
1. Manusia membutuhkan orang lain untuk menjelaskan apa yang Allah turunkan. Firman Allah dalam Qs Yasin: 6, Al Isra':15.
لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ
“Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.”
مَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولا
“Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”
2. Menghapus tersebarnya kerusakan dan kehancuran ditengah-tengah umat. Firman Allah dalam Qs An Nisa': 89.
وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً فَلا تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ أَوْلِيَاءَ حَتَّى يُهَاجِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَخُذُوهُمْ وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ وَلا تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا

“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorang pun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,”
3. Melanggengkan kehidupan dunia dalam kedamaian dan kesejahteraan.
4. Takut terhadap laknat Allah swt terhadap orang yang meninggalkan dakwah.
Firman Allah dalam Qs Al Maidah: 78-81.

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ كَانُوا لا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.”


_ KEUTAMAAN DAKWAH
Beberapa isyarat-isyarat syar'I yang menunjukkan keutamaan-keutamaan dakwah ilallah, diantaranya adalah:
1. Memperoleh kejayaan, keagungan dan kepemimpinan. Firman Allah dalam Qs Al
Maidah: 16.
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”
2. Menjadi umat terbaik. Firman Allah dalam Qs Ali Imran: 104.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”( Ali Imran: 104.)

3. Mendapatkan karunia dan pahala dari Allah swt. Firman Allah dalam Qs Yunus: 58.
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".
4. Dakwah merupakan nikmat yang besar, kedudukan yang mulia dan kebaikan yang merata. Sabda rasulullah r, "sesungguhnya Allah, malaikatnya serta penduduk langit dan bumi, hingga semut yang ada dilubangnya, ikan-ikan yang ada dilaut (semuanya) bershalawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia”.[3]

KARAKTER DAKWAH ILLALLAH
Dakwah bisa dikatakan ilallah manakala karakteristk-karakteristiknya bisa terpenuhi,
diantaranya adalah:
1. Rabbaniyah. Firman Allah dalam Qs Al Isra': 36 :
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
2. Wasyitiyah (seimbang). Firman Allah dalam Qs Ar Rahman: 9.
وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ
“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.”
3. Ijabiyah (selalu mengandung nilai positif).
4. Waqiiyah (realitas). Yang dimaksud denagn waqiiyah disini adalah bahwa dakwah
selalu memperhatikan apa yang terjadi, sehingga dakwah itu mampu menyikapi dan
memberikan solusi pada saat yang tepat. Firman Allah Qs Al Jatsiyah: 21-22.
أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ نَجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَوَاءً مَحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ  وَخَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ
“Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.”
5. Akhlakiyah (sarat dengan nilai kebenaran). Firman Allah dalam Qs Al Qalam: 3.
وَإِنَّ لَكَ لأجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ
“Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.”
6. Syumuliyah, utuh menyeluruh. Firman Allah dalam Qs Al Maidah: 3.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu”
7. Alamiyah, mendunia. Firman Allah dalam Qs Al Hujurat: 10.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”
8. Syuriyah (berpijak pada prinsip bermusyawarah). Firman Allah dalam Qs Ali
Imran:159.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”
9. Jihadiyah, gigih memerangi orang yang merintangi jalan dakwah. Firman Allah
dalam Qs Ali Imran: 142.
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.”
10. Salafiyah (menjaga orisinalitas). Sabda rasulullah saw, "barangsiapa yang beramal
dengan suatu amalan yang tidak diatas perkara kami maka amal tersebut tertolak.(Hr bukhari dan muslim)

_ Uslubul'iqna' (cara memuaskan mad'u)
1. Menyampaikan dengan baik. Firman Allah dalam Qs An Nahl: 125 :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”( Qs An Nahl: 125)

2. Memiih uslub (retorika) yang baik. Uslub yang baik adalah uslub yang menimbulkan daya magnet yang kuat sehingga orang merasa terus menginginkan kalimat yang disampaikan dai. Uslub yang baik baik juga berarti segala yang disampaikan seorang dai dapat dipahami dengan baik, tidak berulang-ulang pada kata yang sama dan materi yang sudah jelas.
3. Targhib (memberikan sugesti) dalam kebenaran. Maka tugas yang harus diberiakn seorang dai kepada mad'u adalah: pertama, mampu memberikan motivasi untuk bertingkah laku shalih. Kedua, senantiasa memahami 3 faktor yang membentuk lingkaran motivasi, yaiti: kebutuhan, tingkah laku, dan tujuan, sehingga dapat ia dapat memilih materi dakwah yang sesuai dan menerapkan metode yang memenuhi
harapan.
4. Mempergunakan al hikmah dan mauizhah hasanah. Imam Al 'Aini mengatakan,
"Hikmah adalah ilmu yang mendalam dan menyakinkan, mengajarkannya adalah kesempurnaan dan memutuskan suatu permasalahan dengannya adaah kesempurnaan amal". Beliau juga mengatakan, "hikmah memerlukan ilmu yangmendalam mengenai rahasia kehidupan dan tabiat manusia serta berbagai kondisi masyarakat. Para nabi dan rasul tidaklah diutus oleh Allah kepada kaumnya kecuali denagn diberi hikmah. Firman Allah dalam Qs An Nisa': 110.
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
“Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Mauizhah hasanah artinya memberikan nasehat dwengan baik dan menghindari sifat mencela dan membuka aib orang lain didepan umum.
5. Berdebat dengan cara yang baik.
6. Mempertimbangkan situasi dan kondisi.
7. Mempergnakan sarana publikasi dan media modern yang paling baik.firman Allah
dalam

_ DAKWAH DAN DA'I
Dakwah dan dai ibarat dua sisi mata uang yang saling membutuhkan. Firman Allah dalam Qs Fushilat: 33.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"
Dengan demikian berdakwah berarti:
1) Menyeru manusia kepada Allah swt.
2) Menyeru untuk mengikuti petunjukNya.
3) Bertahkim dibumi dengan syariatNya.
4) Bertauhid dan beribadah hanya kepadaNya..
5) Memohon pertolongan dan taat kepadaNya serta melepaskan diri dari sesembahan
     selainNya.
6) Membenarkan apa yang dibenarkanNya dan membatalkan apa yang dibatalkanNya.
7) Beramar ma'ruf dan nahi munkar.

Sifat-sifat dai:
a. Amanah.
b. Shidiq.
c. Ikhlash.
d. Rahmah, rifq, dan hilm. Rahmah berarti kasih sayang meliputi: kasih sayang dalam
    aqidah, syariat dan akhlak.
e. Sabar. Inti kebahagiaan itu ada tiga: pertama, apabila ia mendapat nikmat ia  bersyukur. Kedua, apabila diuji dia bersabar. Ketiga, apabila dia berbuat dosa ia beristighfar. Sabar tidak dapat dicapai kecuali dengan tiga hal: pertama, menahan diri dari mengeluh. Kedua, menahan lisan dari perkataan kotor dan mengadu domba. Ketiga, menahan anggata badan dari berbuat dzalim.
f. Hirsh (perhatian yang besar).
g. Tsiqah. Berarti kepercayaan yang sangat besar terhadap kemenangan agama ini.
h. Wa'iy. Yang berarti kesadaran dan kepedulian.

_ PRINSIP DAN KAIDAH DAKWAH PARA RASUL
Prinsip dakwah paa rasul berdiri diatas tiga asas:
1. Beriman kepada Allah swt
2. Beriman kepada para rasul
3. Beriman kepada hari kebangkitan
Diantara uslub-uslub yang digunakan para rasul dalam berdakwah:
1. Memperhatikan ayat-ayat kauniyah.
2. Mengingatkan manusia akan nikmat Allah
3. Menjelaskan sifat-sifat kesempurnaan yang ada padanya
4. Membuat argumen-argumen yang logis, dengan membuat permisalan-permisalan.
Sehingga dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan dakwah para
rasul meliputi:
a. Menjelaskan dengan argumen bukan dengan kekerasan, dengan bukti bukan
paksaan, dengan perkataan yang baik bukan gertakan.
b. Menghadapi berbagai tuduhan dengan memfungsikan akal dan menegakkan
dalil.
c. Menggunakan metode targhib (motivasi) dan tarhib (ancaman).
d. Menampakka keteladanan dan mengambil contoh-contoh dari al quran.

_ KAIDAH-KAIDAH DAKWAH

- Memberi keteladanan sebelum berdakwah. Landasan kaidah ini: Qs Al Baqarah: 44.
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?”
Beberapa hal yang berkaitan dengan kaidah ini adalah:
1. Keteladanan yang manusiawi
2. Keteladanan untuk diikuti
3. Keteladanan itu yang pertama
4. Mulailah dari dirimu sendiri
5. Antara tukang bicara dan pekerja.
- Mengikat hati sebelum menjelaskan. Firman Allah dalam surat Thaha:43-44.
اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
“Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".
 Hal-hal yang berkaitan dengan kaidah ini adalah:
1. Kata-kata adalah makhluk hidup
2. Tiada kemunafikan
3. Jangan mendahului keputusan Alah Swt
4. Menutup aib orang yang berbuat maksiat
5. Menjaga etika berdialog. Beberapa etika yang harus diperhatikan oleh dai:
a. Memberi kesan kepada mad'u bahwa kamu selalu menaruh perhatian kepadanya  dan menginginkan kebaikan baginya.
b. Tidak bersikap keras, meskipun hanya dengan kata-kata.
c. Hendaknya kamu membuat madu itu dekat denganmu, berseri muka dihadapannya, dan jangan mencari-cari kekurangannya.
d. Hendaknya kamu menghadapkan wajahmu ketika berbicara dengannya,  danjangankah kamu putus pembicaraannya, dan janganlah kamu lecehkan katakatanya.
e. Ketika berbicara janganlah kamu merasa lebih tinggi dari padanya dan tempatkan ia   
    sesuai dengan posisinya.
f. Hendaknya engkau menasihati madu dengan rahasia, tanpa mengungkap aibnya.
g. Memberi hadiyah kepada madu untuk melunakkan hatinya.
h. Hendaknya seorang dai merangsang tekad madu agar terbuka hatinya untuk
menerima kebenaran.
Alquran tidak menyebutkan kekerasan kecuali dalam dua tempat:
1. Ditengah-tengah peperangan dalam menghadapi musuh.
2. Ketika melaksanakan uqabat syar'iyah (hukuman syari) bagi pelaku kejahatan.
- Mengenalkan sebelum memberi beban. Landasan dalam kaidah ini adalah firman Allah dalam qs muhammad: 19.
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.”
            Beberapa hal yang berkaitan dengan kaidah ini:
1). Kebutuhan kaum muslim terhadap pemahaman yang benar. Empat persoalan   
     yang alquran perkenalkan kepada manusia:
a. Mengenalkan kepada Rabb
b. Mengenalkan diri mereka sendiri, agar mereka memahami hakikat
keberadaannya.
c. Mengenalkan tentang al kaun (alam semesta), agar mereka
memakmurkannya.
d. Mengenalkan kepada mereka tentang al mashir (akhir perjalanan).
2). Ketaatan adalah buah pengetahuan. Ketaatan itu tidak akan benar kalau tidak         
     ditopang oleh dua permasalahan:
a. Shihatul i'tiqad (keyakinan yang benar)
b. Shihatul ittiba' (mengikuti dengan benar)
3). Seruan kepada iman sebelum kepada pekerjaan dan tugas
4). Mengenal tahapan-tahapan dakwah, yaitu:
a. Tahap pengenalan terhadap pola pikir
b. Tahap pembentukan, selejsi pendukung, dan kaderisasi serta pembinaan dakwah
c. Tahap aplikasi.
- Bertahap dalam pemberian. Landasannya adalah firman Allah dalam Qs Al Furqan: 32-33.
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلا وَلا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا
“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.”

Hal-hal yang berkaitan dengan kaidah ini adalah:
1. Berbicaralah kepada seseorang sesuai dengan kadar pengetahuannya.
2. Menunda penjelasan
3. Tidak melakukan suatu kebaikan karena khawatir orang shalih paham lalu terjerumus kedalam kesalahan yang lebih dalam lagi.
- Memudahkan, bukan menyulitkan. Landasan kaidah ini adalah firman Allah dalam Qs. Al Baqarah: 185.
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”
Beberapa hal yang berkaitan dengan kaidah ini:
1. Perjarang frekwensi dalam memberi nasihat
2. Jangan berlebih-lebihan
3. Boleh meninggalkan yang sunnah bila khawatir menimbulkan kejenuhan
4. Dibencinya sikap ekstrim dalam beribadah
- Yang pokok sebelum yang cabang. Landasannya adalah firman Allah dalam Qs Ali
Imran: 64.
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلا نَعْبُدَ إِلا اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
            Beberapa hal yang berkaitan dengan kaidah ini:
1. Menyeru umat islam untuk berislam. Karena islam menyatukan umat muslimin diatas pondasi:
a. Masyair wahidah (perasaan yang satu)
b. Syaair wahidah (kesatuan ibadah)
c. Syarai wahidah (kesatuan sistim hidup)
2. Menjahui tidak singgung perbedaan
3. Memulai dengan global
4. Sibuk dengan permasaahan kecil meninggalkan masalah yang besar
- Membesarkan Hati Sebelum Memberi Ancaman. Landasan kaidah ini adalah firman
Allah ldalam Qs Al Ahqaf: 31.
يَا قَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ وَآمِنُوا بِهِ يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.”
- Memahamkan bukan mendikte. Landasan ini adalah firman Allah ldalam Qs At Taubah: 122.
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
- Mendidik Bukan Menelanjangi. Landasannya adalah Qs Asy Syam: 9-10.
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
- Muridnya Guru Bukan Muridnya Buku.
       Beberapa hal yang berkaitan dengan kaidah ini:
1. Memuliakan ahli ilmu
2. Menentukan pemahaman
3. Belajar dari orang yang berpengalaman

_ Aplikasi Da’wah Di Era Fitnah
            Perlu diketahui bahwa di era yang penuh dengan fitnah ini juru da’wah di hadapkan pada permasalahan yang krusial diantaranya, distorsi, defiasi dan penyelewengan yang belum ada di zaman dulu yang mana hal ini metode khusus sangat dihajatkan . adapun tugas tersebut adalah :
1.      merekontroksi aqidah dan keimanan yang shohih serta menghidupkan syari’at yang punah di tengah-tenah umat
2.      membendung serangan orang-orang kafir. Oleh karena itu aplikasi da’wah yang mungkin jelas di lakukan di era ini adalah                                                
a. Melakukan tarbiyyah generasi dengan tarbiyyah yang syumul
                 Tarbiyyah yang dimaksud disini adalah meliputi pembinaan akhlaq, akal, permasalahan dakwah dan jihad fii sabilillah. Tarbiyyah ini dimaksudkan untuk survive dari kerusakan biah atau miliu serta mengkondisikan kondisi yang kondusif (islami). Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut bisa dibentuk kelompok amar ma’ruf dan nahi mungkar serta penyebaran dakwah.
b. Mengembalikan citra dan peran Ulama/Dai.
                Ulama salaf Radhiyallahu 'Anhum mereka adalah pemimpin sejati bagi umat. Asy Atsa bin Syu’bah  Al.Mushishi berkata, Harun Al Rasyid pergi ke Ar Rokan (yaitu kota yang masyhur di Eufrat) kemudian manusia berdesakan dibelakang Ibnu Mubarok sampai sandalnya putus dan menimbulkan debu, Ummu Walad amirul mukminin melihat hal tersebut dan berkata, ada apa ini? mereka menjawab, seorang alim dari Khurosan datang. Dia berkata, demi Allah ini adalah raja, tidak ada kerajaan bagi Harun kecuali dengan tentera dan pembantu. Dalam Tarikh Khotib Al Baghdadi, juz 10 halaman 56. Adz Dzahabi tentang Ibnu Taimiyyah, dia dicintai Ulama, orang sholih, tentara, pemimpin, pedagang, pembesar kaum dan seluruh umat mencintainya. Karena mereka mendapatkan manfaat dengan lisan dan qolamnya.
c. Mengembalikan fungsi mimbar dan khotbah
                Mimbar adalah salah satu media dakwah klasik namun memiliki fungsi yang sangat strategis.melalui mimbar para juru dakwah dapat menyebarkan ajaran Islam.Untuk mengokohkan kedudukan kebenaran dalam segala dimensi kehidupan ,maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan khutbah sebagai salah satu syiar Islam.Dalam setiap pekan kaum muslimin berkumpul dalam masjid jami’ untuk mendengarkan seorang juru dakwah menyeru kepada jalan Alloh dan mengajarkan agamaNya.setiap hari ‘ied kaum muslimin  berkumpul di tanah lapang untuk mendengarkan bimbingan dan pengarahan ,pada musim haji berkumpul  dan bertemu kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia untuk mengadakan muktamar besar di padang Mahsar dan event-event yang lain.dengan demikian khutbah dalam perspektif Islam adalah sebagai lambang kehidupan Islam yang dinamis,kehidupan yang menjadikan agama ini menjalar dari hati ke hati hinggap dari pikiran ke pikiran berpindah dari satu zaman ke zaman dari generasi ke generasi dan dari satu tempat ke tempat yang lain.
d. Dakwah fardiyah
e. Dakwah dengan amal perbuatan
                 Dakwah dengan amal perbuatan adalah setiap perbuatan yang dikerjakan  untuk menghapus kemungkaran dan menolong kebenaran,menampakkan dan memenangkannya. Dasarnya adalah hadist Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam ;
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطيع بلسانه فإن لم يستطيع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان (مسلم)
“Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya jika tidak mampu dengan lisannya dan jika tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu merupakan selemah-lemahnya iman” (HR : Muslim,kitabul iman 1/69). Wallahua’lam


Maraji":
1. Al Quran
2. As Sunnah
3. Jumuah Amin Abdul Aziz, Fiqih Dakwah (Maraji' Asas)
4. Fathi Yakan, Al Mutasakituuna 'Ala Thariqatud Da'wah Kaifa Walimadza
5. Dr. Syyid Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah Dalam Manhaj Amal Islam
6. Abu Ahmad Marwan, Yang Tegar Dijalan Dakwah
7. Abbas Assisi, Ta'liful Qulub Ilad Dakwah
8. Syaikh Asy Saukani, Fathul Qadir
9. An Nawawy, Riyadhush Shalihin
10. Dr. Muhammad Shiddiqy, Al Wajiz Fie Idhani Qawaid Al Fiqih Al Kulliyah
11. Ash Shan'ani, Subulus Salam
12. Abil Hasan Ali Bin Ahmad Al Wahidy, Asbabun Nuzul
13. Syaikh Muhammad Al Ghazali, Keprihatinan Seorang Juru Dakwah
14. Syaikh Muhammad Shali Al Munajjid, Risalah Puasa
15. Syaikh Abul A'la Al Maududi, Gerakan Kebangkitan Islam
16. Mushthafa Masyhur, Al Qiyadah Wal Jundiyah
17. Syaikh Syyid Sabiq, Fiqhus Sunnah

* * *


[1] Diriwayatkan oleh imam musim.

[2]  Diriwayatkan oleh abu dawud dengan sanad yang shahih

[3] diriwayatkan oleh imam tirmidzi

0 komentar:

Posting Komentar