Senin, 20 Agustus 2012

WAKTU ANTARA ADZAN DAN IQOMAH

Pengumandangan adzan yang terdengar lima kali sehari semalam merupakan rutinitas ibadah kaum Muslimin. Adzan yang dilantunkan oleh muadzin adalah hal yang biasa hingga masalah ini hampir‑hampir dilupakan. Bayangkan bila Anda tinggal di negeri kafir dapatkah Anda mendengar lantunan adzan sehari semalam lima kali? Sungguh, kebanyakan mereka (kaum Muslimin) tidak mensyukuri nikmat Allah yang agung ini, padahal terdapat rahasia yang besar pada adzan itu sendiri, yaitu Allah Ta'ala mengabulkan doa orang yang berdoa ketika mendengar adzan dan antara adzan dan iqamat. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak."
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud nomor 521, Tirmidzi nomor 521, Ibnu Sunni dalam Amalul Yaum wal Lailah nomor 101, Nasa'i 67769, Ahmad dalam Musnad-nya juz 3 nomor 155/154 dan selain mereka dari Ahli Hadits. Tirmidzi berkata: "Hadits ini hasan shahih." Syaikh Salim Al Hilali menshahihkan hadits ini dalam buku Shahihul Adzkar wadl Dlaifuha.
Imam Nawawi mengatakan: Kami telah meriwayatkan dari Sunan Abu Dawud dengan sanad shahih dari Sahl bin Sa'ad radliyallahu 'anhu, katanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Dua hal yang tidak ditolak doanya atau sedikit sekali ditolaknya. Pertama, doa ketika mendengar adzan dan kedua, doa ketika dalam keadaan kesusahan, yaitu ketika perang." (HR. Abu Dawud nomor 3540, dishahihkan oleh Al Arnauth dalam tahqiq Al Adzkar An Nawawi dan Syaikh Salim Al Hilali dalam Shahihul Adzkar wa Dlaifuha)
Abdullah bin Amr bin Al Ash radliyallahu 'anhu mengatakan bahwa seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Hai Rasulullah, para muadzin memiliki keutamaan melebihi kita (yang bukan muadzin)." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata : "Ucapkan seperti yang ia ucapkan, bila telah selesai memohonlah kepada Allah niscaya Dia akan mengabulkan permohonanmu." (HR. Abu Daud, Nasa'i nomor 44, Hibban nomor 285. Hadits ini dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Nataijul Afkar juz 1 halaman 378, Ibnu Hiban, dan Al Arnauth, serta dishahihkan oleh Syaikh Salim Al Hilali dalam Shahihul Adzkar Wa Dlaifuha 564)
Hadits-hadits tersebut di atas masih bersifat umum, belum menerangkan doa apa yang terkabulkan itu. Ada beberapa hadits yang membatasi keumuman itu yang menjelaskan doa apa yang terkabul jika dipanjatkan pada waktu-waktu itu. Al Imam Ash Shan'ani dalam bukunya, Subulus Salam Syarh Bulughul Maram halaman 243 mengatakan : "Hadits ini menunjukkan diterimanya doa pada tempat-tempat itu (ketika adzan dan setelahnya, pent.). Sebab yang dimaksud tidak ditolak doanya berarti dikabulkan dan dijawab (Allah), akan tetapi hadits ini bersifat umum bagi semua doa. Haruslah doa itu dibatasi keumumannya dengan hadits-hadits yang mengkhususkan, yaitu doa itu terkabul selama bukan doa yang berisi dosa atau memutus silaturahmi." Berikut ini adalah ketentuan doa yang seharusnya dibaca setelah adzan sampai iqamat :
Pertama :
Dari Sa'ad bin Abi Waqash radliyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, katanya : "Barangsiapa ketika mendengar muadzin mengucapkan, 'aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang pantas disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad itu seorang Rasul dan aku rela Islam adalah agama yang benar' maka diampuni dosanya." (HR. Muslim no. 386)
Kedua : Mengucapkan shalawat atas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam setelah selesai menjawab adzan. Ibnul Qayyim mengatakan dalam bukunya Zadul Ma'ad : "Shalawat yang paling sempurna ialah shalawat yang beliau ajarkan kepada umatnya." (Lihat kembali shalawat pada Salafy edisi 11, Rubrik Doa)
Ketiga : Mengucapkan doa setelah bershalawat :
"Ya Allah, Rabb dakwah yang sempuma dan pujian ini, anugerahkanlah wasilah dan keutamaan pada Muhammad. Dan bangkitkanlah dia pada kedudukan yang terpuji yang telah engkau janjikan." (HR. Bukhari dalam Fathul Bari 2/94). Tidak ada tambahan : 'Innaka laa tukhliful mi'ad' pada doa ini. (Syaikh Salim Al Hilali, Bahjatun Nadhirin 2/254) (5)
Keempat : Berdoa untuk dirinya setelah pengucapan shalawat dan doa di atas, yang harus diingat bahwa Allah mengabulkan doa hamba‑hamba-Nya itu sesuai dengan kehendak‑Nya bukan menurut kehendak hamba‑hamba‑Nya. Mungkin doa yang Anda panjatkan langsung terwujud ketika itu juga atau terwujud pada lain waktu besok, lusa, atau bahkan diberikan pada hari kiamat sebagai tambahan amal shalih yang memberatkan timbangan kebaikan. Sebab doa itu sendiri ibadah, itulah makna dikabulkannya doa menurut keterangan para ulama. (Lihat keterangan ini selengkapnya di Syarah Aqidah Thahawiyah, Al Imam Abul 'Izzi Al Hanafi 458‑463)
Allahu Ta'ala A'lam.

0 komentar:

Posting Komentar